June 3, 2013

be sensitive!

Hallo selamat malam! :)

Post kali ini akan lebih banyak membicarakan mengenai pengalaman-pengalaman dan kesan yang saya dapatkan ketika praktek teknik wawancara, baik di laboratorium maupun di panti.

Saya mendapat kesempatan untuk mengunjungi salah satu panti sosial yang berada di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat. Banyak pengalaman-pengalaman menarik yang saya dapatkan ketika mengunjungi panti tersebut. Panti tersebut tidak hanya menampung para lansia, tetapi juga para penderita gangguan mental, namun yang tidak membahayakan. 

Saat itu kami diminta untuk mencari satu orang lansia untuk diwawancarai. Saya pun mencari-cari lansia mana yang sekiranya cocok untuk diajak berbicara. Saya berusaha untuk memulai percakapan dengan beberapa lansia, namun saya merasa mereka tidak sesuai dengan kriteria-kriteria yang dibutuhkan. Sampai akhirnya saya bertemu dengan seorang lansia yang pada akhirnya menjadi subjek saya. 

Tentu tidak mudah bagi saya untuk membina rapport pada awalnya. Saya melakukan kunjungan wawancara selama dua kali, karena data yang saya dapatkan pada wawancara pertama belum cukup banyak untuk dianalisa. Pada pertemuan kedua, subjek saya sudah lebih terbuka dalam menceritakan kehidupannya. 

Ada satu kejadian menarik yang saya alami ketika saya berkunjung ke panti tersebut untuk kedua kalinya. Saat itu saya sampai cukup pagi ke panti tersebut, sehingga saya belum dapat masuk ke barak para lansia yang ada di panti tersebut. Barak tersebut masih dibersihkan sehingga saya menunggu di halaman panti bersama dengan dua orang teman saya. Pada saat saya sedang duduk menunggu, seorang wanita melewati tempat kami duduk dan bertanya mengenai tujuan kedatangan kami, dan sebagainya.

Terdapat perbincangan singkat dengan wanita tersebut, sampai akhirnya wanita tersebut meninggalkan kami. Saya merasa biasa saja dan tidak merasakan keanehan apapun ketika berbincang dengan wanita tersebut. Namun, setelah wanita tersebut berjalan cukup jauh dari tempat  kami duduk, salah satu teman saya berkata bahwa ia pernah bertemu dengan wanita tersebut di salah satu rumah sakit jiwa. Teman saya mengatakan bahwa wanita tersebut dulu tinggal di rumah sakit jiwa.

Daaaan yaa....saya merasa cukup terkejut karena saya bahkan tidak dapat membedakan antara orang dengan gangguan dan orang normal, hahaha.. Memang ada sedikit kejanggalan ketika ia mengatakan bahwa ia hendak pergi meninggalkan kami, namun saya tidak menyangka bahwa hal tersebut terjadi karena ia memiliki gangguan. Mungkin wanita tersebut sudah residual dan dapat berfungsi seperti orang-orang normal di masyarakat.

Hanya saja, saya cukup terkejut karena saya tidak sepeka itu untuk menyadari kondisi wanita tersebut. Yang lebih mengejutkan lagi, teman saya yang lainnya ternyata juga mengalami hal yang sama. Teman saya juga tampak sulit membedakan individu mana yang memiliki gangguan dan mana yang tidak memiliki gangguan.

Mungkin kami harus lebih melatih diri lagi agar dapat menjadi lebih peka dalam menyadari hal-hal seperti itu hehehehehhe :p

Tapi overall, kunjungan ke panti dan mempraktekkan langsung teknik-teknik wawancara yang telah dipelajari merupakan suatu pengalaman yang menyenangkan. Selain itu, saya juga dapat lebih menyadari kekurangan-kekurangan yang saya miliki ketika sedang menjadi pewawancara. Tentu  masih banyak hal yang harus diperbaiki dan saya percaya seiring berjalannya waktu kami dapat menjadi pewawancara yang baik dan profesional.. Amiin hehehe :)

May 5, 2013

What about tattoo?


Hello selamat siang! ^^
Pada post kali ini saya akan memberikan review dan kesan yang saya dapatkan ketika mengikuti perkuliahan Teknik Wawancara. Hari Kamis kemarin, kelas kami didatangkan seorang lulusan S1 Psikologi Untar yang saat ini bekerja sebagai Manager HRD di salah satu Perusahaan Food & Beverage (F&B).

Beliau sempat berpindah-pindah perusahaan sebelumnya, namun hampir semuanya bergerak di bidang F&B. Beliau mengatakan bahwa pekerjaannya sebelum ia menjabat sebagai manager HRD hanya terbatas pada psikotes dan wawancara. Psikotes dan wawancara tersebut dilakukan beliau ketika sedang melakukan proses recruitment dan seleksi.

Nah, apa bedanya recruitment dan seleksi? J

Recruitment merupakan proses dimana perusahaan sedang memasang iklan lowongan pekerjaan di berbagai tempat, mencari dan merangkul calon pekerja sebanyak-banyaknya, yang nantinya calon-calon pekerja tersebut akan diseleksi. Seleksi itu sendiri adalah proses dimana calon pekerja yang sudah melewati proses recruitment tersebut dipilih dan ditentukan posisi serta jabatan yang sesuai dengannya dalam perusahaan tersebut.

Tiap perusahaan tentu memiliki aturan dan kriteria masing-masing ketika memilih dan menyeleksi karyawan. Bahkan dalam satu perusahaan, tiap jabatan pun masing-masing memiliki perbedaan kriteria calon pekerja yang diinginkan.

Beliau juga mengatakan bahwa dalam perusahaan tempat ia bekerja sekarang, terdapat beberapa kriteria yang telah ditetapkan perusahaan ketika memilih dan memperkerjakan karyawan. Salah satu di antaranya adalah karyawan/calon karyawan yang ingin bekerja di perusahaan tersebut tidak boleh bertato.

Well, saya tahu bahwa selama ini memang terdapat perusahaan-perusahaan yang tidak mengijinkan karyawannya untuk memiliki tato. Namun, saya sendiri tidak tahu dengan jelas alasan dibuatnya peraturan seperti itu. Ketika sharing diberikan, beliau menjelaskan alasan di balik peraturan tersebut.

Salah satu alasannya adalah karena sebagian masyarakat Indonesia masih menganut budaya Timur, yang menganggap bahwa tato identik dengan dunia malam. Kehidupan malam tersebut juga sering dikorelasikan dengan hal-hal yang bersifat negatif. Bayangkan apabila karyawan yang bekerja di store mereka memiliki tato. Masyarakat yang datang dan melihat karyawan bertato tersebut mungkin akan merasa takut untuk datang lagi ke store mereka karena menganggap perusahaan mereka memperkerjakan seorang preman. Oleh karena alasan itulah, perusahaan tempat beliau bekerja melarang karyawannya untuk memiliki tato.

Saya personally setuju dengan alasan tersebut. Mungkin saya juga termasuk salah satu pengunjung yang akan merasa takut apabila menemukan ada karyawan store F&B yang bertato. Namun, menurut saya karyawan bertato akan menimbulkan kesan yang berbeda apabila ia bekerja di tempat lain, seperti misalnya di club-club malam atau mungkin bekerja sebagai seorang seniman dan entertainer :)

Okay, sekian ulasan dan review dari saya. 
Hope you guys get some new lesson and thanks for reading! 
See ya on the next post!

"Diam-diam Menghanyutkan"


Hello selamat siang! :)

Topik perkuliahan Perilaku Seksual hari Kamis kemarin membahas dua materi yang sangat menarik, salah satu di antaranya adalah mengenai Sexual Fantasy. Post kali ini pun akan berisikan kesan-kesan atau informasi baru dan unik yang saya dapatkan dalam kelas tersebut.

Sexual Fantasy adalah salah satu bentuk ekspresi seksual yang paling umum. Fantasi seksual pada wanita biasanya lebih romantis dan lebih emosional dibandingkan dengan pria. Sedangkan fantasi seksual pada pria biasanya lebih agresif dan aktif dibandingkan dengan wanita.

Fantasi seksual dialami baik oleh heteroseksual, homoseksual maupun biseksual. Wanita dalam berfantasi seksual memiliki kecenderungan untuk memikirkan pasangannya sendiri, sedangkan tidak demikian dengan pria. Pria dikatakan biasanya memikirkan orang lain yang bukan pasangannya dalam fantasi mereka. (Hmm, agak menyebalkan yaa tampaknya bagi para wanita mendengar hal ini? :p )

Kemudian, apabila dikaitkan dengan tipe kepribadian, apakah ada hubungan antara tipe kepribadian dengan fantasi seksual? Apakah individu dengan kepribadian yang introvert tidak pernah berfantasi seksual? Apakah individu yang terlihat konvensional memiliki fantasi seksual yang normal-normal saja?

Jawabannya tentu saja tidak selalu J

Hubungan antara tipe kepribadian dengan fantasi seksual tersebut tidak berbanding lurus. Maksudnya, seseorang dengan kepribadian yang introvert belum tentu tidak pernah berfantasi seksual, atau mungkin memiliki fantasi seksual yang normal-normal saja. Bisa saja individu yang terlihat introvert,konvensional, seakan kalem dan “diam-diam” saja tersebut bahkan memiliki fantasi seksual yang lebih “gila” dan liar dibandingkan dengan individu yang extrovert.

Saya memang pernah mendengar hal tersebut ketika sedang berbincang dengan teman-teman saya. Mereka mengatakan bahwa baik perempuan maupun laki-laki yang tampaknya tidak terlalu banyak bicara dan cenderung menutup diri biasanya memiliki fantasi seksual yang lebih “liar”. Namun, tentu saja tidak semua dari mereka memiliki fantasi seksual yang seperti itu.
Pada intinya, Bagi individu yang konvensional dan menginginkan pasangan yang juga konvensional dalam hal seksual, jangan menilai calon pasangan hanya dari penampilan luarnya. Tidak menutup kemungkinan bahwa yang “diam-diam” tersebut akan menjadi “diam-diam menghanyutkan” setelah menikah kelak, hehehe :p

Well, sekian ulasan dan review dari saya. 
Hope you guys get some new and unique information like I did. 
And yes, I think don’t judge the book by its cover exist too in this matter J

April 29, 2013

Sexual Intercourse of People with HIV/AIDS.

Hallo selamat siang!

Pada post kali ini, saya akan sharing tentang informasi dan pengetahuan baru yang saya dapatkan dalam kelas Perilaku Seksual hari kamis kemarin. Pada hari itu, terdapat dua kelompok yang mempresentasikan dua materi yang berbeda, salah satu di antaranya adalah mengenai HIV/AIDS.

Human Immuno Deficiency atau yang sering disingkat dengan HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan yang pada akhirnya akan menjadi AIDS. HIV menyerang sel darah putih, yang disebut dengan limfosit (sel CD-4). HIV dapat ditularkan melalui hubungan seksual, melalui darah yang mengandung HIV, dan dari ibu pengidap HIV kepada bayi.

Kemudian bagaimana dengan pasangan suami istri yang salah satu dari mereka terkena HIV? Apakah itu berarti mereka tidak dapat berhubungan seksual lagi?

Well, mereka tetap dapat berhubungan seksual, hanya saja untuk mengantisipasi penularan virus tersebut, pengidap HIV harus memeriksa kadar sel darah putihnya terlebih dahulu. Mereka dinyatakan sehat dan diijinkan untuk berhubungan seksual apabila sel darah putih yang dimilikinya melebihi 350. Selain pemeriksaan sel darah putih tersebut, pengidap juga harus memiliki pola hidup yang sehat.

Tidak berhenti sampai di situ, untuk menghindari penularan virus HIV tersebut mereka hanya dapat berhubungan seksual yang "aman" pada jam-jam tertentu, yaitu sekitar pukul dua dini hari. Alasannya adalah karena sel CD-4 pada jam tersebut biasanya berada pada kondisi yang tertinggi.

Pada saat hamil pun, pengidap HIV harus mengkonsumsi obat-obatan tertentu untuk melindungi janinnya. Proses melahirkannya pun harus dilakukan dengan cara caesar, karena apabila dilahirkan melalui vagina, maka bayi tetap akan terkena cairan atau darah dari ibunya. Usaha untuk menjaga janin ketika berada dalam kandungan pun akan menjadi sia-sia.

Namun, tetap saja hal-hal yang sudah disebutkan tadi tidak 100% menjamin bahwa bayi yang dilahirkan nantinya benar-benar tidak akan tertular virus HIV. Hanya saja, hal-hal tersebut mungkin akan membantu untuk meminimalisasi kemungkinan penularan yang dapat terjadi. Selain itu, akan menjadi lebih risky juga bagi pasangan yang keduanya mengidap HIV.

Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal tersebut, hendaknya kita memiliki pola hidup yang sehat, tidak menggunakan obat-obatan terlarang, terlebih lagi jika melibatkan penggunaan jarum suntik bersama-sama. Selain itu juga, hendaknya kita tidak "jajan" sembarangan, karena kita tidak tahu penyakit apa yang dimiliki oleh orang lain :)

Well, sekian ulasan dari saya..
wish you get some new lessons from this post 
and see ya on the next post! :)


March 24, 2013

Everybody needs holiday!

Hallo selamat siang! ^^

Post kali ini akan membahas mengenai review atau kesan yang saya dapatkan ketika saya mengikuti perkuliahan Teknik Wawancara hari kamis kemarin. Pada hari itu, materi yang dibahas berjudul Social History, atau biasa disebut dengan riwayat sosial. 

Riwayat sosial adalah rangkaian informasi yang ingin digali dari klien, sejak klien kanak-kanak sampai kondisi klien saat itu. Riwayat sosial ini dapat digali baik secara lisan maupun tertulis. Nah... kenapa sih kita perlu mengetahui riwayat sosial dari klien?

Alasan riwayat sosial dibutuhkan adalah karena siapapun dapat mengalami suatu peristiwa yang persis sama, namun pemaknaan atau persepsi terhadap peristiwa yang sama tersebut tentu tidak sama. Kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam hidup seseorang tersebut tentu memberikan kontribusi pada munculnya masalah klien.

Terdapat sekitar 17 kategori riwayat sosial yang perlu digali dari klien, beberapa di antaranya adalah family history, educational history, dan recreational preferences. 

Family history berkaitan dengan sejarah keluarga klien mulai dari dimana klien dilahirkan dan dibesarkan, nenek moyang klien, dan sebagainya. Dalam family history ini juga interviewer dapat menggali informasi apakah ada keluarga/saudara klien yang memiliki masalah serupa dengan yang dimiliki oleh klien. Sejarah keluarga ini digali sampai i-ter mengetahui tiga generasi silsilah keluarga klien. Setelah mengetahui keseluruhan sejarah keluarga klien, maka i-ter dapat membuat family genogram dari klien tersebut.

Setelah itu, terdapat educational history yang juga merupakan aspek penting untuk digali dari klien. Educational history menyangkut seberapa baik klien dalam studinya. Setelah mendapat informasi mengenai educational history klien, maka i-ter dapat melihat bagaimana relasi klien dengan lingkungan sekolahnya. Selain itu, dalam point ini saya terkesan dengan kalimat yang diucapkan bu Henny bahwa seseorang mungkin saja memiliki aptitude yang luar biasa, namun akan sia-sia apabila ia tidak memiliki attitude yang baik. Maksudnya, seseorang mungkin dapat masuk ke suatu perusahaan karena ia memiliki aptitude yang luar biasa. Namun apabila ia tidak memiliki attitude yang baik, maka perusahaan pun tidak akan mau mempekerjakan orang tersebut.

Aspek berikutnya yang juga perlu digali dari klien adalah recreational preferences. Dalam aspek ini, i-ter menanyakan kepada klien aktivitas yang biasanya dilakukan klien untuk mendapat hiburan dan kesenangan. Pada saat menjelaskan point ini, saya mendapat suatu informasi baru yang membuat saya terkesan. Selama ini, saya tahu bahwa apabila karyawan suatu perusahaan akan diberikan hak cuti setiap tahunnya. Karyawan dapat mengambil hak cutinya tersebut apabila ia ingin beristirahat atau hendak berliburan. Namun, sebelumnya saya tidak tahu alasan diberikannya hak cuti tersebut.

Bu Henny pun akhirnya menjawab ketidaktahuan saya tersebut dengan mengatakan bahwa karyawan diberikan hak cuti atau hak liburan karena setiap harinya mereka sudah bekerja dengan all out, dari pagi sampai sore, bahkan mungkin ada yang sampai malam. Oleh karena itu, untuk menghindari terjadinya burn out atau stress pada karyawan, maka diberikanlah hak cuti tersebut. Saya berpikir, hak cuti mungkin seperti mengisi kembali baterai karyawan tersebut, baik secara fisik maupun mental. Sehingga diharapkan setelah mengambil cuti, seseorang dapat bekerja kembali dengan lebih maksimal.

Well, sekian ulasan dari saya mengenai review dan kesan 
yang saya dapatkan dari kelas Teknik Wawancara. 
Hope you guys get some new lessons like i did :)
Bye, see ya on the next post! ^^

Gambar diambil dari http://thequietstar.wordpress.com/2012/03/14/cuti-aka-holiday/

March 22, 2013

Stop Female Infanticide!


Pernah dengar, ketemu atau kenal pasangan suami istri yang mau anaknya adalah anak laki-laki? Pernah dengar cerita suami yang menyalahkan istrinya karena anak yang dilahirkan istrinya ternyata bukanlah anak laki-laki?

Saya pernah :') 

Cukup miris bagi saya melihat atau mendengar cerita suami yang menyalahkan istrinya karena melahirkan seorang anak perempuan, bukan anak laki-laki seperti yang mereka inginkan. Bahkan akan menjadi lebih miris apabila pasangan pria (ayah) tersebut pada akhirnya tidak menyayangi anak perempuannya.

Bahkan di India, anggapan tersebut masih diyakini dan terjadi apa yang disebut dengan female infanticide. Female infanticide adalah tindakan membunuh anak perempuan yang baru lahir. Anak perempuan yang baru lahir tersebut dapat dibunuh dengan memberi racun organik atau dengan tidak memberikan anak perempuan tersebut makan dan membiarkan anak tersebut mati kelaparan dengan sendirinya. Bukan hanya anak perempuan yang baru lahir, bahkan anak perempuan yang masih dalam kandungan, setelah mereka diketahui berjenis kelamin perempuan, kehamilan tersebut pun akan segera diaborsi. *more info click here*


Gambar diambil dari http://www.askpreeti.com/chit-chat/your-voice-counts-stand-against-female-foeticide.php

Alasan dari female infanticide adalah adanya anggapan bahwa anak laki-laki lebih berguna karena dianggap lebih dapat melindungi keluarganya. Selain itu, anak laki-lak juga dianggap lebih dapat membantu kehidupan dan perekonomian keluarganya. Oleh karena itulah, mereka tidak menginginkan adanya anak perempuan dan membunuh anak-anak perempuan yang baru lahir tersebut.

Cukup tragis dan menyeramkan ya untuk hidup dalam lingkungan yang masih memegang keyakinan tersebut >.< Padahal, anak perempuan saat ini juga banyak yang bekerja dan membantu perekonomian keluarganya. Saya cukup terkejut ketika mengetahui bahwa pada jaman se-modern ini masih ada orang-orang yang meyakini kepercayaan jaman dulu seperti itu.

Masyarakat Indonesia juga dulunya masih meyakini bahwa anak laki-laki dianggap lebih berguna, lebih kuat dan lebih terpandang. Namun, tampaknya saat ini sudah tidak banyak masyarakat Indonesia yang masih berpikiran seperti itu. Kalaupun ada, mungkin mereka adalah orang-orang tua yang semasa mudanya pernah mengalami masa ketidakadilan gender tersebut. 

Well, female infanticide tersebut saat ini juga menjadi concern dari UNICEF dan pemerintahan India. Mereka membuat awareness campaign untuk menyadarkan masyarakatnya akan betapa bodohnya mereka apabila menyia-nyiakan anak perempuannya seperti itu. Hopefully female infanticide benar-benar dapat hilang dan tidak ada lagi anggapan bahwa anak perempuan merupakan anak yang tidak berguna. Selain itu, semoga juga tidak ada lagi tindakan-tindakan pembunuhan anak perempuan seperti itu ya.. Bukan hanya di India tapi di semua negara :)


Gambar diambil dari http://picc.it/c/general/pictures/album/wtf_36536/id/1308763/@stop_female_infanticide

Okay, hope you get some new lessons :)
Thanks for reading and see ya on the next post! ^^

March 17, 2013

Inappropriate Joke?

Hello selamat pagi! ^^

Pada post ini saya akan membahas mengenai kesan yang saya dapatkan ketika saya mengikuti perkuliahan Teknik Wawancara. Perkuliahan hari itu membahas satu materi yang berjudul Keterampilan Dasar Wawancara. 

Pembahasan hari itu dimulai dengan salah satu keterampilan dasar wawancara yang harus dikuasai oleh seorang interviewer (i-ter), yaitu kemampuan membina rapport. Maksudnya adalah membina kondisi yang  yang hangat dan nyaman dengan klien hingga klien akhirnya bercerita kepada i-ter. 

Rapport dapat dimulai dari senyuman hangat, sambutan yang bersahabat, dan sebagainya. Terdapat pula beberapa hal yang harus dihindari ketika sedang membina rapport. Salah satu point dari kemampuan membina rapport tersebut yang menurut saya unik adalah hati-hati dengan humor yang dilontarkan. 

Well, saya sempat berpikir humor seperti apa yang harus dihindari? Dalam kehidupan saya sehari-hari, saya juga seringkali mlontarkan humor-humor saat saya berkomunikasi dengan orang lain. Saat melihat point tersebut, saya tersadar untuk juga menjaga pembicaraan saya kelak apabila saya bertemu dengan klien. 

Namun...bukan berarti kita sama sekali tidak boleh melontarkan humor loh. Hanya saja, humor hendaknya dilontarkan pada situasi, kondisi dan waktu yang tepat. Jika klien sudah mulai menunjukkan senyuman, berikutnya boleh saja kita melontarkan humor untuk lebih mencairkan suasana. Tetapi, tetap saja jangan melontarkan humor yang akan membuat klien tersinggung. 

Apabila i-ter melontarkan humor ketika klien sedang bercertita, atau bahkan sebelum klien bercerita, maka akan terbentuk kesan bahwa i-ter tidak menganggap serius masalah yang dimiliki oleh klien. Klien akan merasa seperti tidak dihargai, karena mereka mungkin saja berpikir bahwa di tengah-tengah masalah yang sedang mereka alami, i-ter malah membuat lelucon atas cerita mereka. Hal tersebut tentu akan merusak rapport yang mungkin sudah sedikit terbentuk. Niat awal untuk mencairkan suasana akan berubah, suasana yang terbentuk berikutnya mungkin akan menjadi lebih kaku. 

Point lain yang juga menurut saya unik dan tidak terpikirkan oleh saya sebelumnya adalah perhatikan karakteristik ruangan, termasuk sediakan kursi dengan tinggi setara. Kursi i-ter dan klien hendaknya memiliki tinggi yang sama. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah kedudukannya. 

Saya personally merasa cukup terkejut. Saya berpikir bahwa bahkan sampai tinggi kursi pun akan mempengaruhi kesan-kesan yang akan terbentuk. Hal tersebut menyadarkan saya untuk semakin tidak sembarangan ketika bertindak ataupun berbicara kelak ketika bertemu dengan klien. Selain itu, melalui pengalaman beberapa kali mengikuti perkuliahan Teknik Wawancara sebelumnya, saya menjadi semakin tertarik untuk lebih mengenal teknik-teknik wawancara lain yang harus dikuasai oleh seorang pewawancara yang baik :)

Well, sekian ulasan dan opini dari saya...
Hope you guys get some new lessons like i did :)
Bye, see ya on the next post! ^^

March 15, 2013

Recipe of Disaster!

Hello selamat pagi! :)

Pada post kali ini saya akan membicarakan kesan yang saya dapatkan ketika saya mengikuti perkuliahan Perilaku Seksual hari kamis kemarin. Hari itu, terdapat dua kelompok yang mempresentasikan materinya masing-masing. Saya termasuk salah satu kelompok yang mendapat giliran presentasi hari itu. Tema presentasi yang kelompok kami bawakan saat itu adalah Divorce.

Pada saat saya menyiapkan bahan presentasi beberapa hari sebelumnya, saya terkesan dengan satu kalimat yang ada dsalam buku Sexuality Now: Embracing diversity. Buku tersebut ditulis oleh Janell L. Carroll, dan dalam buku tersebut tertulis satu kalimat yang menurut saya cukup unik. Kalimat tersebut adalah ...
"Marrying a person with the intention to change his or her personality or bad habits is a recipe for disaster."
Yap, recipe of disaster. Saya personally terkesan dengan kalimat tersebut, karena memang saya melihat banyaknya perceraian yang terjadi saat ini dilandasi oleh alasan-alasan cliche seperti "Kita uda ga cocok lagi, bla bla bla" 

Well, terkadang memang pasangan yang bercerai membuat penilaian yang buruk sebelumnya mengenai pasangan mereka. Banyak pasangan bercerai yang sebenarnya sudah mengetahui sifat atau kebiasaan buruk dari pasangannya namun tetap bersikukuh untuk menikahi pasangannya tersebut. Alasannya seringkali karena mereka mencintai pasangan mereka. That's it. Sekuat itukah cinta tersebut hingga cinta tersebut dapat menutupi segala hal-hal buruk mengenai pasangan? Nampaknya tidak bagi pasangan-pasangan yang akhirnya memutuskan untuk bercerai.

Menurut saya pribadi, tidak salah apabila seseorang tetap ingin menikahi pasangannya walaupun mereka tahu bahwa ada sifat atau kebiasaan buruk dari pasangannya yang mungkin masih belum berubah sepenuhnya saat mereka masih berpacaran. Tidak salah juga apabila seseorang berharap pasangannya yang dinilai memiliki kebiasaan buruk tersebut dapat mengubah sifat dan kebiasaan buruk mereka setelah mereka menikah kelak.

Hal tersebut menurut saya mungkin saja terjadi. Saya melihat beberapa pasangan yang setelah menikah, mereka akhirnya mengubah kebiasaan buruk mereka yang tidak disukai oleh pasangan mereka. Seringkali hal tersebut dilakukan demi pasangan dan anak mereka. Namun, hal tersebut tentu hanya akan terjadi apabila memang pihak yang ingin diubah kebiasaan buruknya tersebut sadar akan kebiasaan buruk yang mereka miliki dan memiliki kesadaran pula untuk mengubahnya. Perubahan kebiasaan buruk menjadi kebiasaan yang lebih baik seperti yang diharapkan tentu saja dapat terjadi :)

Namun..apabila pihak yang ingin diubah kebiasaan buruknya tersebut tidak terlihat memiliki kesadaran untuk berubah serta tidak terlihat adanya tanda-tanda untuk mengubah kebiasaannya tersebut, untuk apa hubungan tersebut dilanjutkan? Jika memang kita merasa bahwa kita tidak akan mampu untuk mentolerir kebiasaan buruk pasangan kita tersebut bahkan jauh sampai kita telah menikah nanti, untuk apa diteruskan? Apabila kasusnya seperti ini, saya setuju dengan pendapat Carroll tersebut.

Namun di sisi lain, apabila memang kita merasa siap untuk menerima pasangan kita tersebut apa adanya, bahkan dengan seluruh kebiasaan buruk yang mereka miliki, sok monggo diteruskan hubungannya sampai ke jenjang pernikahan :)

Bagaimana dengan kita? Apakah kita memiliki pasangan yang mempunyai kebiasaan buruk tertentu yang tidak kita sukai? Apakah mereka terlihat memiliki keinginan untuk mengubahnya? Atau apakah kita siap untuk menerima mereka apa adanya, bahkan dengan seluruh kebiasaan buruk yang mereka miliki? :)
Well, sekian ulasan dan opini dari saya. Semoga dapat menjadi bahan perenungan bagi kita semua agar kelak kita dapat menjauhi diri dari "perceraian" itu sendiri :)

Hope you guys like it and get something meaningful after reading my blog :)
Bye, see ya on the next post!

Gambar diambil dari http://www.tumblr.com/tagged/romantic%20quote

March 10, 2013

Why does women being so picky?

Hallo selamat siang! ^^


Pada post kali ini saya akan membahas review atau kesan yang saya dapatkan ketika saya mengikuti perkuliahan Perilaku Seksual hari Kamis kemarin. Pada perkuliahan hari itu, bu Henny memberikan kami kesempatan untuk menonton suatu film yang berjudul Science of Sex Appeal. Selama film tersebut berlangsung, saya terkesan dengan salah sau cuplikan yang menceritakan perbedaan antara manusia dan hewan dalam memikat lawan jenis. 

Dalam dunia hewan, jantan yang lebih banyak merias diri sedemikian rupa untuk menarik perhatian lawan jenisnya. Betina cenderung lebih pasif dalam upaya memikat lawan jenisnya. Salah satu contohnya adalah burung merak. Burung merak jantan akan mengibaskan sayap di belakang tubuhnya dan membuat motif yang seindah mungkin untuk menarik perhatian dari sang betina. 

Gambar diambil dari http://wolipop.detik.com/read/2011/12/15/095840/1791663/852/3/array


Namun pada manusia, yang berlaku adalah sebaliknya. Wanita yang lebih banyak merias diri, berusaha tampil sebaik mungkin untuk menarik perhatian lawan jenis. Berbagai produk kecantikan ditawarkan untuk membuat tubuh maupun wajah menjadi lebih menarik. Salon-salon kecantikan, berbagai jenis aksesoris juga ditawarkan untuk membuat penampilan seorang wanita menjadi semakin menarik. Wanita juga membutuhkan waktu yang lebih banyak dibandingkan pria untuk mempersiapkan dirinya ketika hendak berpergian. (oh yes i totally agree! :p )

Namun, bukan berarti pria tidak melakukan apapun dalam upaya menarik lawan jenisnya. Hanya saja, pria lebih banyak berusaha menarik perhatian lawan jenisnya dengan memamerkan status, kekayaan dan haknya. Diceritakan bahwa wanita cenderung lebih menyukai pria yang memiliki status dan kedudukan yang tinggi. Selain itu, wanita juga ingin mendapatkan pria yang mapan secara financial. Wanita cenderung berpikir bahwa pria yang memiliki kedudukan tinggi dan memiliki kendaraan pribadi lebih stabil secara financial. 

Wanita memiliki pikiran seperti itu bukan hanya semata-mata untuk menghabiskan harta sang pria. Namun, hal tersebut dikarenakan wanita membutuhkan pria yang mampu menghidupi dan membiayai keluarganya kelak ketika sudah berkeluarga. Wanita juga membutuhka pria yang bertanggung jawab untuk kelak menjadi pasangan hidupnya. Wanita juga diceritakan lebih "pemilih" dalam urusan memilih pasangan. Mengapa demikian?

Hal tersebut dikarenakan pria mungkin dapat berhubungan dengan wanita manapun kemudian pergi meninggalkannya. Hal ini tentu tidak berlaku bagi wanita. Ada harga mahal yang harus dibayar ketika seorang wanita telah berhubungan dengan seorang pria. Wanita harus mengandung selama sembilan bulan, kemudian membesarkan anaknya selama bertahun-tahun. Oleh karena itulah, wanita cenderung lebih pemilih dibandingkan pria, karena tentu wanita membutuhkan pria yang mampu bertanggung jawab akan kehidupannya dan kehidupan anak-anaknya kelak. 

Saya personally setuju dengan cuplikan film tersebut. Pria mungkin dapat membayar wanita manapun untuk menemaninya, dan kemudian pergi meninggalkannya. Sedangkan wanita tidak dapat melakukan hal tersebut. Terlalu besar biaya dan kerugian yang akan wanita alami apabila wanita berhubungan dengan seorang pria dan kemudian pergi meninggalkan pria tersebut. Terlebih apabila ternyata hubungan mereka tersebut berujung pada kehamilan. Oleh karena itu, saya personally juga setuju untuk tidak melakukan free sex before married. Terlalu banyak kerugian yang akan dialami oleh wanita melalui kenikmatan yang hanya sesaat tersebut. Bukan hanya diri sendiri yang dirugikan, tetapi seluruh keluarga juga turut dirugikan. 

So girls, say no to sex before married and use your heart,
your feeling and especially your BRAIN
 when you choose a man and decide to marry him :)

Gambar diambil dari http://moon-muse.tumblr.com/post/7903027870/marriage-from-a-kids-perspective-1-how-do-you

March 7, 2013

Warning Alarm!

Hallo selamat malam! :)

Pada post kali ini, saya akan membahas kesan yang baru saja saya dapatkan beberapa jam yang lalu, tepatnya pada saat saya mengikuti perkuliahan Teknik Wawancara..Seperti acara perkuliahan minggu lalu, hari ini pun terdapat cukup banyak kelompok yang maju untuk mempresentasikan hasil wawancara mereka terhadap seorang psikolog. Presentasi hasil wawancara pada hari ini lebih difokuskan pada psikolog yang bekerja di bidang industri dan pendidikan.

Melalui presentasi teman-teman mahasiswa dan ulasan yang diberikan oleh bu Henny tadi, saya merasa mendapat suatu pelajaran moral baru yang menurut saya dapat menjadi warning alarm ketika saya bekerja nanti...Salah satu kelompok yang mempresentasikan hasil wawancara mereka terhadap seorang psikolog industri mengatakan bahwa subjek yang mereka wawancarai bukanlah seorang sarjana Psikologi. Subjek mereka ternyata adalah seorang sarjana Teknik Elektro. Saya cukup terkejut mendengar hal itu. Seketika itu juga, saya berpikir "lho kok bisa??" 

Bagaimana bisa seorang sarjana Teknik Elektro mengerti tentang teknik wawancara, observasi dan penggunaan psikotes yang baik dan benar? Bagaimana cara ia menjalani pekerjaannya tersebut? Pada saat itu, beberapa teman mahasiswa mengajukan pertanyaan mengenai hal tersebut kepada kelompok. Bu Henny pun ikut memberikan jawaban dan penjelasan atas hal tersebut. Beliau mengatakan bahwa memang ketika berada dalam dunia kerja nanti, kita mungkin akan bertemu dengan orang-orang yang bekerja di bidang HRD ataupun sebagai guru BP, namun tidak memiliki latar belakang pendidikan psikologi. Hal tersebut juga tidak menutup kemungkinan bahwa mereka dapat memiliki kemampuan wawancara yang baik, bahkan mungkin lebih baik dibandingkan dengan seseorang yang baru saja lulus S1 Psikologi. Bagaimana bisa??

Bu Henny menjelaskan bahwa kemungkinan pertama adalah orang tersebut telah memiliki banyak pengalaman dalam wawancara. Hal tersebut dapat membuat mereka mampu melakukan wawancara dengan baik dan benar. Oleh karena itu, apabila kelak kita sudah lulus dan bekerja pada suatu perusahaan/sekolah dan bertemu dengan orang-orang yang bukanlah seorang lulusan sarjana Psikologi, jangan dengan sombongnya mengatakan bahwa diri kita pasti lebih baik dibandingkan orang tersebut. Hal ini dikarenakan bisa saja mereka memang lebih baik dari kita yang baru saja lulus S1 Psikologi.

Tetapi, bukan berarti suatu saat kita tidak dapat menjadi lebih baik dari mereka. Keuntungan yang dimiliki oleh seorang sarjana Psikologi adalah kita mempelajari teori-teori yang juga merupakan senjata kita dalam membuat suatu penilaian. Selain itu, latihan dan pengalaman juga dapat membuat kita suatu saat nanti bahkan menjadi lebih baik dan lebih ahli dari orang tersebut.

Pada saat mendengar penjelasan tersebut, saya seperti mendapat pencerahan atas pertanyaan yang sempat timbul dalam pikiran saya. Selain itu, saya personally tertegur karena jujur saja sebelum mendengar penjelasan tersebut, saya berpikir bahwa pekerjaan di bidang HRD maupun pekerjaan sebagai seorang guru BP hanyalah milik seorang sarjana Psikologi. Saya seperti mendapat suatu warning alarm untuk tidak sombong dan merendahkan orang lain yang mungkin bukanlah seorang sarjana Psikologi di dunia kerja nanti. Setelah mendengar penjelasan dari beliau di kelas tadi, saya juga menjadi sadar akan betapa bodoh dan sombongnya pikiran saya selama ini. Thanks to her for realizing me hehehe :)


Well, sekian ulasan dari saya..
Hope you guys like it and also get some new lesson like i did :)
Bye, see ya on the next post! ^^

March 5, 2013

Sissy-boys? ;;)

Hallo selamat sore! :)

Sore ini saya akan lebih banyak menuliskan kesan saya dalam kelas Perilaku Seksual hari kamis kemarin. Selain itu, saya juga akan sharing beberapa hal dalam post kali ini. Pada hari itu, terdapat dua kelompok yang mempresentasikan dua topik serupa, yaitu mengenai Homosexual dan Homophobia..

Penjelasan dari teman-teman mahasiswa mengenai Homosexual saat itu cukup menarik, diselingi oleh beberapa lelucon yang membuat kelas saat itu menjadi tidak terlalu kaku. Pada saat kelompok pertama mempresentasikan bahan yang telah mereka persiapkan, ada 1 slide yang membuat saya tersenyum dan teringat akan pengalaman saya ketika berkunjung ke negara lain. Kata tersebut adalah "sissy-boys" ;;)

Entah kenapa seketika itu juga saya tersenyum dan teringat akan pengalaman saya ketika saya berlibur ke Thailand. Tentu banyak dari kita yang sudah tahu bahwa di negara gajah tersebut terdapat sangat banyak "sissy-boys". Namun, warga-warga Thailand lebih sering menyebut mereka dengan sebutan lady boy. Well, apapun sebutannya, kita tahu bahwa mereka awalnya adalah seorang lelaki, yang kemudian mendandani diri mereka hingga mereka menjadi seperti seorang perempuan. Bahkan, ketika saya mendatangi suatu pertunjukkan dari para lady boy tersebut, mereka benar-benar terlihat cantiiiiikkkkk ::)

Beberapa dari mereka benar..benar..cantik.
Beberapa bahkan terlihat seperti barbie daaaan hampir setiap mereka memiliki tubuh yang molek, tanpa lemak di perut mereka, hahahaha :p
Sebenarnya saya ingin sharing foto saya dengan salah satu dari lady boy tersebut, namun sayangnya foto tersebut hilang :(
Dalam foto tersebut, saya yang sebenarnya adalah seorang wanita tulen terlihat seperti upik abu ketika berada di sampingnya -___-

Hehehe..tapii saya tetap kagum dengan mereka loh..Hanya saja, suara mereka memang tidak dapat ditutupi..Apabila mereka dapat menutupi penampilan mereka dengan begitu sempurnanya, mereka tidak dapat menutupi suara asli mereka. Suara mereka tetap saja terdengar berat dan tetap terdengar seperti suara pria ketika mereka berbicara :)

Kembali pada presentasi kelompok 1 hari itu, dalam slide mereka juga ditampilkan foto seorang selebritis Indonesia yang merupakan seorang lelaki, namun mendandani dirinya hingga menyerupai wanita. Sayangnya, lady boy yang ada di Indonesia tidak secantik lady boy yang ada di Thailand. Menurut kebanyakan pria yang saya kenal, mereka menganggap lady boy di Indonesia sebagai sosok yang menyeramkan.. Mungkin karena dandanan mereka yang terkadang terlalu berlebihan dan tidak pada tepatnya :)

Oh ya, bagi teman-teman yang mungkin tertarik untuk berlibur ke Thailand dan melihat langsung pertunjukkan dari lady boy tersebut, atau mungkin yang tertarik untuk melihat seberapa "cantik"nya mereka, bisa klik disini :) *promosi* hehehe :p

Well, sekian ulasan dari saya..hope you like it and thanks for reading ^^
bye, see ya on the next post! :)

March 3, 2013

Review Teknik Wawancara: Psikolog Klinis Anak

Hallo selamat siaang :)

Dalam post ini saya akan membicarakan mengenai kesan saya dalam kelas yang berbeda dari yang sebelum-sebelumnyanya, yaitu kali ini dalam kelas Teknik Wawancara :)

Well, dalam kelas Teknik Wawancara hari kamis kemarin, terdapat 4 kelompok yang mempresentasikan hasil wawancara mereka dengan para psikolog, baik psikolog dewasa maupun psikolog anak..

Pada post kali ini, saya akan lebih banyak membicarakan mengenai wawancara terhadap psikolog anak, karena saya pribadi lebih tertarik pada bahasan tersebut..Melalui presentasi kelompok kemarin, salah satu kelompok yang mewawancarai psikolog anak mengatakan bahwa wawancara bagi subjek mereka adalah alat untuk menggali data. Kemudian, ketika membahas mengenai kendala yang dihadapi, subjek kelompok tersebut mengatakan bahwa terkadang kendala berasal dari subjek yang tidak kooperatif dan agak menutup diri. Bagaimana cara mengatasinya?

Caranya adalah dengan menggunakan teknik pendamping lain, seperti menggunakan boneka, mainan, play dough ataupun media lainnya. Psikolog yang diwawancarai kelompok tersebut mengatakan bahwa memang wawancara adalah teknik utama, namun dalam menghadapi orang-orang tertentu, wawancara membutuhkan adanya suatu teknik pendamping. Untutk apa sih teknik pendamping tersebut?

Teknik pendamping berupa media lain tersebut ternyata digunakan untuk terlebih dulu melakukan pendekatan dengan anak yang akan kita wawancarai. Anak biasanya akan lebih terbuka ketika mereka mulai merasa nyaman dan familiar dengan kita. Dengan bantuan media lain seperti yang telah disebutkan tadi, psikolog dapat tetap mengumpulkan data bahkan ketika anak sedang bermain. Hal tersebut dapat dilakukan misalnya ketika anak sedang bermain boneka ataupun mainan lainnya, psikolog bertanya peran apa yang akan si anak berikan pada tiap boneka tersebut.. Melalui cerita yang akan anak tersebut katakan, psikolog dapat menganalisa bagaimana hubungan yang dimiliki anak dengan keluarganya atau dengan peran-peran yang diberikan pada boneka tersebut.

Kemudian, setelah anak mulai dekat dan familiar dengan psikolog tersebut, maka akan dilakukan wawancara yang lebih mendalam. Begitulah cara yang biasa dilakukan subjek kelompok tersebut dalam mengumpulkan data. Waktu yang akan dihabiskan untuk mengumpulkan data dari anak-anak memang tidak dapat diperkirakan, tergantung seberapa cepat psikolog mampu membina hubungan yang dekat dengan anak. Namun, yang pasti data akan tetap terkumpul, walaupun mungkin tidak dengan interview secara langsung, melainkan dengan menggunakan media-media lainnya.

Saya pribadi merasa tertarik dengan pembahasan mengenai wawancara dengan anak-anak. Memang akan membutuhkan tenaga ekstra apabila kita mewawancarai anak-anak. Bukan hanya ekstra tenaga, namun juga ekstra ruangan praktek dan ekstra waktu. Namun, akan menjadi suatu kebanggaan tersendiri apabila kita dapat membantu mengatasi permasalahan yang dimiliki anak tersebut. Umumnya, orang tua yang datang ke psikolog anak memiliki masalah dengan anak mereka. Akan menjadi suatu kebanggaan tersendiri apabila psikolog dapat membantu anak tersebut dan anak berkembang dan tumbuh ke arah yang lebih positif dan lebih baik. Hingga akhirnya..sang anak dapat tumbuh menjadi seorang dewasa yang sehat, baik secara fisik maupun mental :)

Nah, dalam post kali ini juga saya akan menampilkan beberapa gambar play dough. Bagi teman-teman yang belum tahu seperti apa sih play dough tersebut? Semoga gambar-gambar berikut dapat membantu memperluas wawasan teman-teman mengenai wujud dari play dough..hehehehe ^^



Gambar diambil dari http://winemommies.com/super-play-doh-recipes-for-everyone/

Gambar dimbil dari http://www.modernmummy.co.uk/2012/06/how-to-make-home-made-play-dough.html

 Gambar dimbil dari http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Play_dough_04784.jpg

Well, sekian ulasan dari saya mengenai kesan dalam kelas Teknik Wawancara, 
hope you like it and thanks for reading :) 
see ya on the next post! ^^

February 22, 2013

Stay Loyal and Trustworthy :)

Hallo selamat siang :)

Kelas Perilaku Seksual hari kamis kemarin membahas satu materi yaang berjuduul "Sexual Orientation & Sexual Anatomy" hmm, dari judulnya saja sudah membuaaat para mahasiswa/i di kelas saat itu tersenyum-senyum penuh artii ;;) saya pribadi sedikit penasaran pembahasan apa yang akan diberikan oleh bu Henny di kelas saat itu..

Rasa penasaran saya pun terjawab melalui penjelasan bu Henny dalam kelas tersebut yang dimulai dari membahas seputar orientasi seksual manusia..Manusia memiliki tiga orientasi seksual yaitu ke sesama jenis, ke lawan jenis, ataupun keduanyaa..mau sesama jeniis hayuuk, mau ke lawan jeniis..boleh jugaa..hehehe :p

Selain ituu, bu Henny juga mulai menjelaskan bagian berikutnya, yaitu anatomi seksual manusia, organ-organ seksual baik pria maupun wanita..salah satu topik yang juga dibahas saat itu adalah mengenai payudara..payudara bagi dewasa muda memiliki 3 fungsi, yaituu untuk menyusui, sekualitas dan untuk penampilan.  bagi dewasa muda, payudara memiliki ketiga fungsi tersebut.. bahkan, saat ini kita tahu bahwa ada cukup banyak wanita yang melakukan upaya pembesaran payudara untuk menunjang penampilan mereka..

Namun... bagi dewasa madya, fungsi payudara untuk menunjang penampilan mungkin tidak begitu berarti lagi..payudara untuk menunjang penampilan mungkin bukan lagi fokus utama bagi dewasa madya..saat itu, bu Henny mengumpamakan seorang wanita yang sudah tidak muda lagi, apabila ia memiliki kanker pada payudaranya dan mengharuskannya untuk mengangkat habis payudaranya. mungkin keputusan untuk mengangat payudara tersebut tidak begitu berat baginya.. dibandingkan dengan kasus yang serupa terjadi pada wanita muda, terutama yang belum menikah.. apabila seorang wanita muda dihadapkan pada situasi serupa, kemungkinan wanita muda untuk mengalami tekanan dan depresi lebih kuat dibandingkan dengan wanita yang telah memasuki usia dewasa madya..

Saat itu diceritakan juga kisah seorang wanita muda yang telah menjalani hubungan dengan seorang pria. namun, ternyata wanita muda tersebut memiliki kanker pada payudaranya..kemudian, diceritakan bahwa pasangannya tersebut memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka karena alasan tidak cocok. apakah benar karena tidak cocok?ataukah karena penampilan wanita tersebut yang mungkin akan berbeda apabila ia mengangkat payudaranya? ketika bu Henny bertanya kepada mahasiswi, apa yang akan kami lakukan apabila hal tersebut terjadi pada kami? saat ituu, saya pribadi berpikir bahwa saya tidak akan siap apabila saya harus mengalami situasi seperti ituu..saya tidak yakin bahwa saya dapat tetap hidup tegar dan kuat..

Pertanyaan yang sama juga ditujukan kepada mahasiswa di kelas tersebut.. apakah mereka akan meninggalkan pasangan mereka apabila mereka tahu bahwa pasangan mereka memiliki kanker payudara?apakah mereka akan tetap menikah dengan wanita tersebut?
ketika saya mendengar pertanyaan tersebut, dalam hati saya berpikir romantis sekali apabila ada pria yang tidak meninggalkan pasangannya apabila pasangannya harus mengangkat payudaranya..
bu Henny juga mengatakan bahwa apabila memang adaa, berbangga hatilah kaliaan yang memiliki pasangan seperti ituu, yang tidak meninggalkan wanitanya walaupun mungkin secara fisik wanita yang akan dinikahinya sudah tidak utuh lagi :)

well, sekiaan ulasan dari saya..thanks for reading ^^
see ya on the next post..bye! :)

February 17, 2013

Say no no no to Miscommunication :)

hello! happy (belated) valentine :)

Hari kamis lalu, tepatnya pada tanggal 14 Februari 2013, saya mengikuti satu kelas yang menurut saya cukup mengawali perkuliahan hari kamis saya saat itu dengan cukup maniis :))

kenapaa??

karena tepat di moment valentine ituu, bu Henny dalam kelas Perilaku Seksual saat itu membahas materi perkuliahaan yang berjudul Love and Intimacy :)
Perkuliahaan hari ituu cukup membuat mahasiswa/i yang ada di kelas tersebuut "cenat cenut", walaupun ada jugaa yang jadinya galau setelah mengikutii kelas ituuu *ups* :p

anw, kelas selama kurang lebih satu setengah jam tersebuut membahas topik-topik yang sangat menariik, dibumbui jugaa dengan contoh-contoh yang diberikan bu Henny, kelas menjadi sangat menariik saat itu :D
yang pastinya pembahasannya ga jauuh-jauh dari cintaa..tapiii di antara semua topik yang dibahas saat ituu, saya terkesan dengan satu kalimat yang ada di akhir perkuliahaan, yaituuu......

"Overall, we know that communication is one of the most important aspects of a healthy and satisfying relationship"

yaap2, saya personally setuju bangeet dengan kalimaat tersebuut :)
ketika saya membaca kalimat tersebut, saya teringat dengan satu cerita yang pernah saya baca, tapi saya lupaa pernah baca dimanaa..nah, tapi saya mau coba sharing nih inti dari cerita ituu... :)

Sepasang suami istri telah hidup bersama selama kurang lebih 25 tahun. Sang istri gemar sekali memasak dan salah satu menu yang sering dimasak istrinya tersebut adalah ayam goreng. Potongan ayam kesukaan istri adalah potongan dada ayam. Oleh karena istri ingin selalu memberikan yang terbaik kepada suaminya, setiap kali menu ayam goreng disajikan, sang istri memberikan potongan dada ayam yang menurutnya paling enak diantara semua potongan ayam lainnya kepada suaminya. Sedangkan, sang istri mengambil potongan ayam lainnya, yaitu potongan paha ayam untuk dirinya. Begitu terus yang terjadi selama hampir 25 tahun tersebut. Suami selalu memakan dan menghabiskan potongan dada ayam yang diberikan oleh istrinya. 
Suatu hari ketika sedang menyantap makan malam mereka yang pada saat itu sedang menyajikan menu ayam goreng, seperti biasa, potongan dada ayam diberikan istri kepada suaminya. Kemudian suami bertanya kepada istrinya, "Ma, kenapa kamu selalu memberikan potongan dada ayam untukku dan mengambil potongan paha untuk dirimu?" Dengan bangga dan tersenyum istri menjawab, "Karena aku selalu ingin memberikan yang terbaik untukmu..dan karena aku sangat menyukai potongan dada ayam dibandingkan potongan lainnya, aku rela memberikan potongan dada ayam tersebut untukmu dan memakan potongan ayam lainnya". Sang suami terkejut dan berkata, "Ma, selama ini aku pikir kamu egois karena selalu memakan potongan paha dan memberikan potongan dada kepadaku. Namun aku mengalah karena aku pikir kamu menyukai potongan paha. Sebenarnya aku sangat  menyukai potongan paha dan tidak menyukai potongan dada ayam." Setelah mendengar pernyataan sang suami, tersadarlah pasangan suami istri tersebut atas kebodohan mereka karena telah tidak secara terbuka mengkomunikasikan kesukaan mereka tersebut satu sama lain selama 25 tahun pernikahan mereka. 

Saya cukup terkesan dengan cerita tersebut. Cerita inilah yang terlintas di pikiran saya ketika saya membaca kalimat dalam slide bu Henny pada saat itu. Menurut saya, cerita tersebut cukup dapat mengilustrasikan dan menginspirasi kita untuk saling terbuka satu sama lain dengan pasangan kita :)
Miskomunikasi dalam cerita tersebut memang terlihat sederhana, hanya masalah ayam goreng.
Namun... apabila miskomunikasi terjadi hampir di semua hal pada pasangan, bayangkan pasangan seperti apa yang akan terbentuk?pastinya ga akan tercipta hubungan yang sehat dan memuaskan kan :-)

well, sekiaan ulasan dari sayaa.. semoga cerita dan tulisan saya dapat menginspirasi dan menyadarkan kita bahwa komunikasi yang terbuka antar pasangan merupakan bagiaan yang paling penting untuk menciptakan hubungan yang sehat dan memuaskan!

hehehe..see ya! :)


Gambar diambil dari http://www.google.com/imgres?start=160&um=1&hl=en&tbo=d&biw=1257&bih=707&tbm=isch&tbnid=voTZxAmkAiptzM:&imgrefurl=http://freakingothic.blog.esaunggul.ac.id/2012/05/01/someone-you-love/&docid=uPSjHV9GQVoE9M&imgurl=http://freakingothic.blog.esaunggul.ac.id/files/2012/05/istockphoto_11659859-valentine-s-senior-lover-couple-holding-hands-cartoon-grandfather-grandmother.jpg&w=380&h=367&ei=faQhUay8CsXQrQec4IDgBA&zoom=1&ved=1t:3588,r:68,s:100,i:208&iact=rc&dur=1069&sig=110566089946691410423&page=9&tbnh=180&tbnw=186&ndsp=21&tx=78&ty=104